~GELANDANGAN DAN PENGEMIS (GEPENG)~
Hak Azasi Manusia didapatkan pada setiap manusia yang ada di bumi ini. Terutama hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak disini ialah kehidupan yang layak seperti manusia pada umumnya, kehidupan yang aman dan nyaman, serta kehidupan yang bisa membuat seseorang hidup tenang tanpa gangguan
Tetapi di Indonesia masih banyak masyarakat yang hidupnya belum layak seperti pada umumnya. Seperti para gelandangan dan pengemis (gepeng). Mereka hidup luntang-lantung di jalan, tidak memiliki tempat tinggal yang tetap dan bergantung pada lingkungan luar. Hidup seperti ini tidaklah layak, karena mereka tidak aman dan juga kesehatan mereka akan terganggu jika mereka setiap hari hidup di jalanan.
Selain hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak, seseorang juga memiliki hak untuk bekerja dan mencari nafkah. Pekerjaan yang baik tentu akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Tapi tidak dengan gelandangan dan pengemis, pekerjaan mereka belum tentu mendapatkan hasil yang memuaskan seperti yang mereka inginkan.
Mereka memilih sebagai gelandang dan pengamen tentu karena berbagai faktor. Faktor yang menyebabkan seseorang menjadi gelandangan dan pengemis (gepeng), faktor tersebut antara lain:
a. Faktor ekonomi
Seseorang menjadi gelandangan dan pengemis karena faktor ekonomi mereka yang sangat sulit, untuk makan setiap hari saja mereka kadang harus berpuasa karena tidak memiliki uang yang cukup. Maka mereka lebih memilih untuk menjadi gelandangan dan pengemis untuk menghasilkan uang tambahan agar kebutuhan sehari-hari mereka terpenuhi.
b. Faktor umur
Di Indonesia banyak anak-anak dibawah umur yang menjadi gelandangan dan pengemis, karena anak-anak tidak merasa malu dan senang untuk menggepeng. Selain anak-anak, seseorang yang berusia lanjut pun banyak yang menjadi gepeng. Karena banyak anak-anak dan manula (manusia usia lanjut) yang menjadi gepeng, lebih banyak mereka diberi belas kasihan oleh masyarakat yang melihatnya.
c. Faktor Keterampilan (skill)
Seseorang di zaman sekarang ini harus memiliki keterampilan atau skill yang baik untuk mendapatkan suatu pekerjaan yang baik dan bergaji bagus. Tetapi tidak dengan gelandangan dan pengemis. Mereka tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Karena hal tersebut, hasil yang mereka dapatkan tentu terkadang belum sesuai dengan dengan keinginan mereka.
Masih banyak faktor lain yang menjadi penyebab utama masalah sosial seperti pengamen dan gelandangan.
Berbagai penindakan untuk menertibkan gelandangan dan pengemis ini pun sering dilakukan oleh Satpol PP. Karena sering sekali gelandangan dan pengemis ini berkeliaran di sekitar jalan raya. Penindakan ini dilakukan agar gelandangan dan pengemis tertib di jalan tidak melakukan hal-hal yang buruk terhadap masyarakat.
Pemerintah juga telah memberikan fasilitas untuk gelandangan dan pengemis yaitu berupa rumah singgah. Tetapi banyaknya jumlah rumah singgah tidak sesuai dengan banyaknya gepeng. Akibatnya, masih banyak gepeng yang berada di jalanan dan menimbulkan ketidaktertiban.
Seharusnya pemerintah lebih banyak mendirikan rumah singgah untuk para gepeng. Tak hanya itu, gepeng yang masih berusia produktif diberikan pekerjaan yang layak. Serta pemerintah mendirikan sekolah untuk para gepeng yang masih berusia 6-17 tahun, agar mereka memiliki ilmu yang berguna serta memiliki skill yang baik untuk masa depan mereka.
Tetapi di Indonesia masih banyak masyarakat yang hidupnya belum layak seperti pada umumnya. Seperti para gelandangan dan pengemis (gepeng). Mereka hidup luntang-lantung di jalan, tidak memiliki tempat tinggal yang tetap dan bergantung pada lingkungan luar. Hidup seperti ini tidaklah layak, karena mereka tidak aman dan juga kesehatan mereka akan terganggu jika mereka setiap hari hidup di jalanan.
Selain hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak, seseorang juga memiliki hak untuk bekerja dan mencari nafkah. Pekerjaan yang baik tentu akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Tapi tidak dengan gelandangan dan pengemis, pekerjaan mereka belum tentu mendapatkan hasil yang memuaskan seperti yang mereka inginkan.
Mereka memilih sebagai gelandang dan pengamen tentu karena berbagai faktor. Faktor yang menyebabkan seseorang menjadi gelandangan dan pengemis (gepeng), faktor tersebut antara lain:
a. Faktor ekonomi
Seseorang menjadi gelandangan dan pengemis karena faktor ekonomi mereka yang sangat sulit, untuk makan setiap hari saja mereka kadang harus berpuasa karena tidak memiliki uang yang cukup. Maka mereka lebih memilih untuk menjadi gelandangan dan pengemis untuk menghasilkan uang tambahan agar kebutuhan sehari-hari mereka terpenuhi.
Sumber: |
b. Faktor umur
Di Indonesia banyak anak-anak dibawah umur yang menjadi gelandangan dan pengemis, karena anak-anak tidak merasa malu dan senang untuk menggepeng. Selain anak-anak, seseorang yang berusia lanjut pun banyak yang menjadi gepeng. Karena banyak anak-anak dan manula (manusia usia lanjut) yang menjadi gepeng, lebih banyak mereka diberi belas kasihan oleh masyarakat yang melihatnya.
Manula menjadi faktor penyebab gelandangan dan pengemis (Sumber: |
c. Faktor Keterampilan (skill)
Seseorang di zaman sekarang ini harus memiliki keterampilan atau skill yang baik untuk mendapatkan suatu pekerjaan yang baik dan bergaji bagus. Tetapi tidak dengan gelandangan dan pengemis. Mereka tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Karena hal tersebut, hasil yang mereka dapatkan tentu terkadang belum sesuai dengan dengan keinginan mereka.
Masih banyak faktor lain yang menjadi penyebab utama masalah sosial seperti pengamen dan gelandangan.
Berbagai penindakan untuk menertibkan gelandangan dan pengemis ini pun sering dilakukan oleh Satpol PP. Karena sering sekali gelandangan dan pengemis ini berkeliaran di sekitar jalan raya. Penindakan ini dilakukan agar gelandangan dan pengemis tertib di jalan tidak melakukan hal-hal yang buruk terhadap masyarakat.
Pemerintah juga telah memberikan fasilitas untuk gelandangan dan pengemis yaitu berupa rumah singgah. Tetapi banyaknya jumlah rumah singgah tidak sesuai dengan banyaknya gepeng. Akibatnya, masih banyak gepeng yang berada di jalanan dan menimbulkan ketidaktertiban.
Seharusnya pemerintah lebih banyak mendirikan rumah singgah untuk para gepeng. Tak hanya itu, gepeng yang masih berusia produktif diberikan pekerjaan yang layak. Serta pemerintah mendirikan sekolah untuk para gepeng yang masih berusia 6-17 tahun, agar mereka memiliki ilmu yang berguna serta memiliki skill yang baik untuk masa depan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar